PEMUNGUTAN MINYAK DEDAK PADI (CRUDE BRAN OIL)
DARI DEDAK PADI
I. TUJUAN
a. Mempelajari
komposisi dedak padi dan jenis-jenis asam lemak bebas dan pemanfaatannya.
b. Mempelajari
dinamika proses dalam pemungutan minyak dedak padi dari dedak padi.
c. Mempelajari
pengaruh variable-variabel percobaan (jenis pelarut, waktu, rasio padatan,
konsentrasi solven) terhadap hasil pemungutan minyak dedak padi.
II. DASAR
TEORI
Dedak
merupakan hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah
luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul (polisin) adalah lapisan sebelah dalam
dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Dedak padi banyak
mengandung komponen tanaman bermanfaat yang biasa disebut sebagai fitokimia,
berbagai vitamin (seperti thiamin, niacin, vitamin B-6, mineral (besi, fosfor,
magnesium, potassium), asam amino, asam lemak esensial dan antioksidan,
sehingga berpotensi menjadi ingredient gizi yang dapat mengurangi resiko
terjangkitnya penyakit dan meningkatkan kesehatan tubuh. Disamping itu, dedak
padi merupakan ingredient yang bersifat hipoalergenik (bebas alergi) dan
merupakan sumber serat (dietary fiber)
yang baik (Hadipernata, 2006).
Minyak
dedak atau dikenal rice bran oil merupakan minyak hasil ekstraksi dedak padi.
Minyak dedak dapat dikonsumsi dan mengandung vitamin, antioksidan serta nutrisi
yang diperlukan tubuh manusia. Minyak dedak mengandung antioksidan alami
tokoferol, tokotrienol dan orizanol yang bermanfaat melawan radikal bebas dalam
tubuh terutama sel kanker, serta membantu menurunkan kolesterol dalam darah
dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pangan untuk meningkatkan kesehatan
manusia.
Minyak
dedak mengandung beberapa jenis lemak yaitu 47% lemak monounsaturated, 33% polyunsaturated,
dan 20% saturated serta asam
lemak yaitu asam oleat 38,4%, linoleat 2,2%, palmitat 21,5% dan stearat 2,9%.
Minyak dedak padi juga dilaporkan dapat menurunkan kolesterol dalam darah
karena mengandung oryzanol (1,5-2%) (Gunstone, 2004). Adapun komposisi
komplitnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Komposisi asam lemak bebas dalam minyak dedak padi
No.
|
Komponen Lemak
|
(%)
|
|
1.
|
Capric
|
0.31
|
|
2.
|
Myristic
|
0.02
|
|
3.
|
Palmitic
|
16.74
|
|
4.
|
Palmitoleic
|
0.22
|
|
5.
|
Heptadecanoic
|
0.07
|
|
6.
|
Stearic
|
1.79
|
|
7.
|
Oleic
|
42.79
|
|
8.
|
Linoleic
|
34.65
|
|
9.
|
Linolenic
|
0.19
|
|
10.
|
Arachidic
|
0.64
|
|
11.
|
Eiscosaenoic
|
0.70
|
|
12.
|
Behenic
|
0.20
|
|
Proses pengolahan minyak dedak padi
Pengolahan
minyak dedak meliputi dua factor penting yaitu stabilitas dan ekstraksi (Gambar
1). Stabilitas bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase yang ada dalam dedak
sehingga rendemen minyak meningkat dan kadar asam lemak bebas menurun.
Stabilitas dapat dilakukan secara kimiawi atau menggunakan panas. Stabilitas
dengan panas menyebabkan enzim lipase dalam dedak terdeaktivasi pada suhu
100-120 oC dalam waktu beberapa menit. Pemanasan dilakukan dengan
injeksi uap panas, kontak dengan udara panas, pemanggangan atau pemasakan
ekstrusif (Hadipernata, 2006).
Ekstraksi
merupakan suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak. Untuk mendapatkan miyak dari dedak padi digunakan
ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).
Berbeda dari komponen-komponen dalam campuran, pemisahan minyak dedak dari
dedak padi merupakan proses ekstraksi padat-cair atau leaching.
Ekstraksi
padat-cair (leaching) adalah proses
pemisahan suatu zat terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan
mengontakkan padatan tersebut dengan pelarut
(solvent) sehingga padatan dan
cairan bercampur dan kemudian zat terlarut terpisah dari padatan karena larut
dalam pelarut. Pada ekstraksi padat-cair terdapat dua fase yaitu fase overflow (ekstrak) dan fase undeflow (rafinat/ampas).
Metode
paling sederhana untuk mengekstraksi padatan adalah mencampurkan seluruh bahan
dengan pelarut, lalu memisahkan larutan tersebut dengan padatan tidak terlarut
(Brown, 1950). Mekanisme ekstraksi pada ekstraksi minyak dedak padi adalah
sebagai berikut : mula-mula pelarut (n-hexana dan ethanol) dipanaskan pada suhu
titik didih. Uap dari pelarut kemudian didinginkan. Pelarut yang menjadi liquid
akan jatuh ke alat ekstraktor dan berdifusi ke dalam padatan (dedak padi), kemudian
solute (minyak dedak padi) melarut pada pelarut. Solut yang bercampur dengan
padatan kemudian berdifusi ke luar padatan, selanjutnya pelarut yang bercampur
dengan solute berdifusi ke permukaan luar partikel. Perpindahan pelarut
biasanya terjadi ketika partikel untuk pertama kalinya dikontakkan dengan
pelarut (Brown, 1950). Diagram proses pembuatan minyak dedak padi dari bahan
baku dedak padi sampai dengan dihasilkan minyak dedak padi dapat dilihat pada
Gambar 1.
DAFTAR
PUSTAKA
Brown, G.G, et
al.1950. Unit Operation. Wiley. New York.
Gunstone, F.D. 2004.The
Chemistry of Oils and Fats: source, composition, properties, and uses. Blackwel
Publishing, Ltd. Oxford.
Hadipermata, M. 2006.
Mengolah dedak menjadi minyak (rice bran oil). Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor.